Cara Mengelola Limbah Digital Printing Agar Tidak Salah Aturan!

panduan mengelola limbah digital printing

Daftar Isi

Bisnis digital printing berkembang pesat di Indonesia, mulai dari skala kecil seperti usaha sablon souvenir dan percetakan banner, hingga skala besar seperti industri advertising dan dekorasi interior.

Namun, di balik kemudahan dan keuntungan yang dihasilkan, masih banyak pelaku usaha yang belum memperhatikan satu hal penting, yaitu mengelola limbah digital printing.

Padahal, limbah dari kegiatan printing bukan hanya sekadar sisa tinta atau kertas. Beberapa jenis limbah, terutama yang mengandung bahan kimia seperti tinta solvent, eco-solvent, atau UV ink, bisa berdampak serius pada lingkungan jika tidak dikelola dengan benar.

Maka dari itu, memahami cara mengelola limbah digital printing dengan tepat dan sesuai aturan bukan hanya kewajiban moral, tapi juga bentuk tanggung jawab bisnis agar tetap berkelanjutan.

Mengapa Pengelolaan Limbah Digital Printing Itu Penting?

Banyak pelaku percetakan berpikir bahwa limbah printing hanyalah “sampah biasa” padahal tidak sepenuhnya benar. Karena telah disinggung pada aturan PP Nomor 22 Tahun 2021, limbah tinta dan toner digolongkan sebagai Limbah B3.

Limbah dari kegiatan digital printing bisa termasuk limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) jika mengandung bahan kimia aktif dari tinta, cairan pembersih, atau sisa resin.

Berikut alasan mengapa pengelolaan limbah digital printing penting:

  1. Mencegah Pencemaran Lingkungan Sisa tinta atau pelarut yang dibuang ke saluran air dapat mencemari sungai dan tanah. Beberapa tinta mengandung bahan kimia yang berbahaya.
  2. Mematuhi Regulasi Pemerintah Pemerintah melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 101 Tahun 2014 yang telah diperbarui menjadi PP Nomor 22 Tahun 2021 yang mengatur tentang pengelolaan limbah B3. Usaha percetakan wajib melakukan pengelolaan limbah sesuai standar agar tidak dikenai sanksi administratif atau hukum.
  3. Meningkatkan Citra Bisnis Bisnis yang peduli terhadap lingkungan cenderung lebih dipercaya oleh pelanggan, terutama di era modern yang semakin sadar akan pentingnya sustainability.
  4. Efisiensi dan Penghematan Biaya Dengan sistem pengelolaan yang baik, limbah bisa dipisahkan, didaur ulang, bahkan digunakan kembali sehingga mengurangi pemborosan bahan baku.

Jenis Limbah Digital Printing yang Perlu Dikenali

Sebelum membahas pengelolaan, kamu perlu tahu dulu jenis limbah yang biasanya dihasilkan oleh industri printing:

1. Limbah Cair

Meliputi sisa tinta, cairan pembersih printhead, dan air bilasan. Jenis ini paling berpotensi mencemari air dan tanah karena mengandung bahan kimia aktif seperti solvent atau resin UV.

2. Limbah Padat

Berupa potongan media cetak seperti vinyl, banner, sticker, kertas foto, atau bahan lain yang sudah tidak digunakan. Jika dibuang sembarangan, bahan ini sulit terurai dan bisa menjadi masalah lingkungan dalam jangka panjang.

3. Limbah Elektronik

Seperti cartridge bekas, printhead rusak, atau komponen mesin yang sudah tidak berfungsi. Komponen ini termasuk limbah B3 elektronik karena mengandung logam berat.

Langkah-langkah Mengelola Limbah Digital Printing dengan Benar

Berikut langkah-langkah praktis yang bisa dilakukan oleh pelaku usaha digital printing agar pengelolaan limbahnya sesuai aturan:

Pisahkan Limbah Berdasarkan Jenisnya

Pisahkan antara limbah cair, padat, dan elektronik. Gunakan wadah atau tangki penampung khusus untuk limbah cair agar tidak bercampur dengan air bersih. Sementara limbah padat seperti banner bekas bisa dikumpulkan di tempat terpisah.

Tips:

  • Gunakan label atau tanda di setiap wadah limbah.
  • Jangan mencampur tinta solvent dan tinta UV karena komposisi kimianya berbeda.

Menggunakan Jasa Pengelola Limbah B3 Resmi

Limbah seperti tinta dan cartridge bekas tidak boleh dibuang ke tempat sampah biasa. Sebaiknya bekerjasama dengan perusahaan pengelola limbah B3 yang telah memiliki izin dari Pemerintah, biasanya mereka akan mengumpulkan limbah dalam jumlah tertentu dan melakukan proses:

  • Netralisasi bahan kimia.
  • Pembakaran atau pengolahan di insinerator khusus.
  • Daur ulang logam atau plastik dari cartridge bekas.

Langkah ini bukan hanya membuat bisnis kamu taat hukum, tapi juga menunjukkan komitmen terhadap kelestarian lingkungan.

Daur Ulang Limbah Padat

Beberapa limbah padat seperti banner atau bahan PVC sebenarnya bisa didaur ulang menjadi produk baru.

Misalnya:

  • Banner bekas bisa dijadikan tas, alas meja, atau pouch promosi.
  • Sisa kertas dan bahan printing lain bisa dijual ke pengepul daur ulang.

Selain mengurangi sampah, langkah ini juga bisa membuka peluang bisnis tambahan dari limbah yang awalnya tidak bernilai.

Kurangi Limbah dari Awal Produksi

Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Gunakan strategi produksi yang efisien agar limbah tidak berlebihan, seperti:

  • Cetak sesuai kebutuhan, hindari overprint.
  • Gunakan fitur preview dan simulasi warna digital sebelum mencetak.
  • Pilih mesin printing dengan efisiensi tinta dan daya listrik tinggi.

Misalnya, mesin digital printing modern seperti Grando UV Printer sudah dilengkapi teknologi tinta hemat dan cepat kering, sehingga limbah tinta berkurang drastis dibandingkan mesin lama.

Lakukan Pelatihan Karyawan tentang Manajemen Limbah

Operator mesin printing sebaiknya diberi edukasi tentang:

  • Cara menangani sisa tinta.
  • Proses pembersihan head printer yang benar.
  • Prosedur penyimpanan limbah.
  • Kapan dan bagaimana limbah diserahkan ke pengelola resmi.

Semakin banyak karyawan yang paham tentang pengelolaan limbah, semakin kecil risiko pelanggaran atau kesalahan yang tidak disengaja. Kamu bisa juga membaca cara mencari operator mesin digital printing yang benar agar bisnismu cuan dan nggak rugi!

Contoh Implementasi Bisnis Printing Ramah Lingkungan

Beberapa percetakan modern di Indonesia sudah mulai menerapkan sistem “green printing”, seperti:

  • Menggunakan mesin UV printing yang tidak mengeluarkan emisi berbahaya.
  • Memanfaatkan bahan media ramah lingkungan, seperti PP non-PVC atau kertas daur ulang.
  • Menyediakan program recycle banner untuk pelanggan.

Langkah-langkah sederhana seperti ini membantu bisnis lebih berkelanjutan (sustainable) dan meningkatkan nilai brand di mata konsumen.

Saatnya Bisnis Digital Printing Peduli Lingkungan

Mengelola limbah digital printing bukan lagi pilihan tapi kewajiban bagi setiap pelaku usaha yang ingin tetap eksis dan dipercaya.

Selain untuk memenuhi peraturan pemerintah, pengelolaan limbah yang baik juga membantu bisnis lebih efisien, hemat biaya, dan berkelanjutan.

Mulailah dari langkah kecil: pisahkan limbah, gunakan tinta ramah lingkungan, dan pilih mesin printing yang efisien serta minim residu.

Salah satu contoh teknologi printing yang mendukung sistem ramah lingkungan adalah mesin Grando UV Series, dengan tinta yang cepat kering, tidak berbau, dan tidak menghasilkan limbah kimia berlebih.

Dengan langkah sederhana tapi konsisten, bisnis kamu bisa tetap berkembang tanpa merusak lingkungan. Namun, jangan lupa juga untuk merawat mesin kamu agar selalu dalam kondisi prima dengan menjaga part-part mesin yang penting salah satunya mata pisau, cari tahu caranya dengan membaca artikel Cara merawat mata pisau agar awet sampai 2 tahun!